Etika
Bisnis Dalam Periklanan
Tugas Etika Bisnis
Penulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas soft skill
Nama : William Andreas
NPM :
18210516
Jurusan : Manajemen
Mata
Kuliah : Etika Bisnis
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2013
ABSTRAK
William Andreas 18210516
Etika Bisnis Dalam
Periklanan
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas
Gunadarma, 2013
Kata kunci : Etika Bisnis , Iklan
( 15 + DAFTAR PUSTAKA )
Dalam dunia
bisnis, iklan merupakan satu kekuatan yang dapat digunakan untuk menarik
konsumen sebanyak-banyaknya. Penekanan utama iklan adalah akses informasi dan
promosi dari pihak produsen kepada konsumen. Sebagai media, baik yang berupa
visual atau oral, iklan jenis punya tendensi untuk mempengaruhi khalayak umum
untuk mencapai target keuntungan. Tulisan ini mencoba memaparkan etika dalam
iklan. Apa saja kerugian yang ditanggung oleh produsen dengan iklan dan apa
pengaruhnya dalam dunia ekonomi, politik, bidaya, moral, dan agama. Untuk
itulah perlu ada prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam dunia periklanan
agar segi negatif dari iklan itu bisa dikurangi.
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Hampir
setiap hari kita dibanjiri oleh iklan yang disajikan media-media massa, baik
cetak maupun elektronik. Akibatnya seakan-akan upaya pemenuhan kebutuhan hidup
sehari-hari untuk sebagian besarnya dikondisikan oleh iklan. Memang, inilah
sebenarnya peran yang diemban oleh iklan, yakni sebagai kekuatan ekonomi dan
sosial yang menginformasikan konsumen perihal produk-produk barang dan jasa
yang bisa dijadikan sebagai pemuas kebutuhan. Dalam peran seperti inilah, di
mana pun juga, kita bisa dengan mudah menemukan iklan-iklan mulai dari yang
paling sekuler sampai kepada informasi mengenai aktivitas-aktivitas keagamaan,
perjalanan ziarah, dan sebagainya.
Tanpa
kita sadari, iklan ternyata sungguh-sungguh ditampilkan sebagai kekuatan
ekonomi dan sosial yang mempengaruhi sebagian besar hidup kita, terutama
sehubungan dengan upaya mendapatkan barang dan jasa pemuas kebutuhan. Apalagi
iklan-iklan tersebut disiarkan lewat media radio atau ditayangkan lewat layar
televisi.Keadaan semacam ini yang membuat kita tidak hanya tidak sadar bahwa
iklan sedang “menjajah” kita, tetapi juga tidak peka terhadap kenyataan bahwa
iklan sedang menggerogoti nilai-nilai moral dan agama yang selama ini kita
junjung tinggi. Untuk hal yang terakhir ini kita paling-paling hanya bisa
sampai pada tingkat sopan-santun, dan bukannya sebuah kesadaran etis untuk
memprotes ikln-ikln yang tidak bermoral tersebut.
Dari penjelasan di atas
penulis mengambil judul “Etika Bisnis Dalam
Periklanan”
1.2
Rumusan Masalah
Apakah
etika dalam iklan sangat dibutuhkan ?
1.3
Batasan Masalah
Dalam
penulisan ini penulis membatasi masalah hanya pada penggunaan prinsip – prinsip
dalam Etika Bisnis
1.4
Tujuan Penelitian
Tujuan
penulisan ini adalah untuk mengetahuin apakah etika dalam periklanan sangat
dibutuhkan.
1.5
Manfaat Penelitian
1.
Manfaat
Akademis
Dapat
membantu penulis memperdalam materi yang berkaitan dengan studi kelayakan usaha
dan dapat dijadikan acuan oleh penulis lain jika ingin melakukan penulisan
sejenis.
2.
Manfaat
Praktis
Sebagai dasar dari pengetahuan untuk perusahaan,
tentang etika bisnis
1.6
Metode Penelitian
Dalam
penulisan ini penulis hanya melakukan penelitian dalam internet yaitu berupa
forum, media sosial, dan juga Wikipedia.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1
Kerangka Teori
2.1.1
Etika Dalam
Iklan
Menurut Thomas M. Garret, SJ, iklan dipahami sebagai
aktivitas-aktivitas yang lewatnya pesan-pesan visual atau oral disampaikan
kepada khalayak dengan maksud menginformasikan atau memengaruhi mereka untuk
membeli barang dan jasa yang diproduksi, atau untuk melakukan tindakan-tindakan
ekonomi secara positif terhadap idea-idea, institusi-institusi tau
pribadi-pribadi yang terlibat di dalam iklan tersebut.
Sebagai kekuatan utama ekonomi, iklan justru menjadi sarana
yang efektif bagi produsen untuk menstabilkan atau terus meningkatkan penawaran
barang dan jasa. Sementara konsumen dengan sendirinya juga membutuhkan iklan,
terutama ketika mereka hidup dalam sebuah masyarakat yang ditandai oleh
pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat, sebuah masyarakat konsumtif dengan
tingkat permintaan akan barang dan jasa yang yerus meningkat.
Di sini sebenarnya iklan melakonkan tiga peran sekaligus. Pertama,
iklan informatif. Jenis iklan ini bertujuan untuk menginformasikan secara
objektif kepada konsumen kualitas dari barang tertentu yang diproduksi,
nilai-lebih dari barang tersebut, fungsi-fungsinya, harga serta tingkat
kelangkaannya. Kedua, iklan persuasif atau sugestif. Jenis iklan ini
tidak sekadar menginformasikan secara objektif barang dan jasa yang tersedia,
tetapi menciptakan kebutuhan-kebutuhan akan barang dan jasa yang diiklankan.
Kalau pada iklan informatif yang mau dicapai adalah bagaimana masyarakat bisa
memenuni kebutuhannya, maka pada iklan persuasif justru kebutuhan akan barang
dan jasa itu sendiri yang hendak diciptakan. Dan demi tujuan-tujuannya tidak
jarang jenis iklan ini mengutamakan unsure-unsur perasaan dan bersifat
irasional, karena pesan-pesannya sunguh-sungguh menggerakkan perasaan-perasaan,
imajinasi-imajinasi, serta realitas bawah-sadar manusia. Dan ketiga,
iklan kompetitif. Meskipun meliputi juga iklan informatif dan persuasif, jenis
iklan ini lebih dimaksud untuk mempertahankan serta memproteksi secara
kompetitif kedudukan produsen di hadapan pelaku produksi lainnya. Masyarakat
kemudian diharapkan memiliki semacam tingkat “kesetiaan” yang relatif tinggi
dan tetap selaku pemakai barang dan jasa yang dihasilkan oleh satu pelaku
produksi tertentu saja.
Keuntungan dan Kerugian Iklan
Mengikuti dokumen yang
dikeluarkan oleh komisi kepausan bidang komunikasi sosial mengenai etika dalam
iklan, paling kurang ada
empat keuntungan dan ketugian yang bisa diperoleh dari iklan, yakni keuntungan
dan kerugian di dalam bidang ekonomi, politik,kultural dan agama, serta moral.
Keempat hal tersebut akan dideskripsikan berikut.
1. Bidang ekonomi
Dalam
kerangka tindakan ekonomi secara luas, iklan merupakan sebuah jaringan kerja
yang amat kompleks karena melibatkan produsen (pemasang iklan), pembuat iklan
(advertiser), agen-agen, media iklan, para peneliti pemerintah, maupun
masyarakat itu sendiri. Maka keuntungan-keuntungan maupun kerugian-kerugian di
bidang ekonomi juga berpengaruh secara langsung terhadap para pelaku ekonomi
itu.
2.
Bidang Politis
Seringkali juga media assa
menampilkan atau menayangkan iklan-iklan politik. Ini bisa menguntungkan semua
pihak sejauh tidak dipakai semata-mata demi kepentingan tiranis pihak penguasa,tetapi sebagai ekspresi daru sebuah
kehidupan politik yang demokratis. Artinya, dengan iklan politik, masyarakat
tidak hanya mendapatkan informasi perihal segala kebiakan yang tengah dn akan
diambil pemerinth, tetapi juga—sebagai konsekuensi—semakin meningkatnya
partisipasi masyarakat dalam kehidupan politik, yakni dalam menentukan
pilihan-pilihan politisnya.
3.
Bidang Kultural
Secara
ideal harus dikatakan bahwa iklan semestinya dikemas sebegitu rupa supaya tidak
hanya bernilai secara moral, tetapi juga intelektual dan estetis. Selain itu,
para pemasang iklan juga mesti mempertimbangkan kebudayaan dari masyarakat yang
menjadi “sasaran” iklan. Prinsip umum yang dianut adalah bahwa masyarakat harus
selalu diuntungkan secara kultural. Hal ini hanya bisa terwujud kalau isi iklan
bukan merupakan cerminan dari kehidupan glamor kelompok kecil masyarakat kaya
atau pun masyarakat dunia pertama yang wajib diimitasi secara niscaya oleh
mayoritas masyarakat miskin atau pun masyarakat dunia ketiga, tetapi merupakan
cerminan dan dinamisme kehidupan masyarakat miskin itu sendiri
4.
Bidang Moral dan Agama
Ajaran-ajaran moral dan agama juga
seringkali disampaikan lewat iklan. Ajaran-ajaran moral dan agama
tersebut—kepatuhan kepada kehendak Yang Ilahi, toleransi, belaskasihan,
pelayanan dan conta kasih kepada sesama yang lebih membutuhkan pertolongan,
pesan-pesan mengenai kesehatan dan pendidikan, dll—bertujuan untuk memotivasi
masyarakat ke arh kehidupan yang baik dan membahagiakan.
Fungsi
Periklanan
Periklanan dibedakan dalam dua
fungsi : fungsi informatif dan fungsi persuasif. Tetapi pada kenyataannya tidak
ada iklan yang semata-mata informatif dan tidak ada iklan yang semata-mata
persuasif.
Prinsip
Moral yang Perlu dalam Iklan
Terdapat paling kurang 3 prinsip
moral yang bisa dikemukakan di sini sehubungan dengan penggagasan mengenai
etika dalam iklan.
Ketiga prinsip itu adalah :
(1) masalah kejujuran dalam iklan,
(2) masalah martabat manusia sebagai
pribadi, dan
(3) tanggung jawab sosial yang mesti
diemban oleh iklan
BAB
III
METODE
PENELITIAN
3.1
Objek Penelitian
PT Telkom
Telkomsel adalah operator telekomunikasi seluler
GSM pertama di Indonesia dengan layanan pascabayar kartuHALO yang diluncurkan pada
tanggal 26 Mei 1995. Saat itu, saham Telkomsel dimiliki oleh Telkom Indonesia
sebesar 65% dan sisanya oleh Indosat. Pada tanggal 1 November 1997, Telkomsel
menjadi operator seluler pertama di Asia yang menawarkan layanan GSM prabayar.
Telkomsel mengklaim sebagai operator telekomunikasi
seluler terbesar di Indonesia dengan 81,644 juta pelanggan per 31 Desember 2007
dan pangsa pasar sebesar 51% per 1 Januari 2007.
Jaringan Telkomsel telah mencakup 288 jaringan roaming internasional di
155 negara pada akhir tahun 2007.
Telkomsel telah menjadi operator seluler ketujuh
di dunia yang mempunyai lebih dari 100 juta pelanggan dalam satu negara per Mei
2011.
Telkomsel menggelar lebih dari 54.000 BTS yang
menjangkau sekitar 97% wilayah populasi di Indonesia. Sebagai operator selular
nomor 7 terbesar di dunia dalam hal jumlah pelanggan, Telkomsel merupakan
pemimpin pasar industri telekomunikasi di Indonesia yang kini dipercaya
melayani lebih dari 122 juta pelanggan. Dalam upaya memandu perkembangan industri
telekomunikasi selular di Indonesia memasuki era baru layanan mobile broadband,
Telkomsel secara konsisten mengimplementasikan roadmap teknologi 3G, HSDPA,
HSPA+, serta uji coba teknologi Long Term Evolution (LTE). Kini Telkomsel
mengembangkan jaringan broadband di 100 kota besar di Indonesia. Untuk membantu
pelayanan kebutuhan pelanggan, Telkomsel kini didukung akses call center 24 jam
dan 430 pusat layanan yang tersebar di seluruh Indonesia.
Telkomsel memiliki tiga produk GSM, yaitu
simPATI (prabayar), Kartu AS (prabayar), dan kartuHALO (pascabayar). Selain
itu, Telkomsel juga memiliki layanan internet nirkabel lewat jaringan telepon
seluler, yaitu Telkomsel Flash.
Telkomsel bekerja pada jaringan 900/1.800 MHz.
BAB
IV
PEMBAHASAN
4.1
Data Penelitian
Contoh Etika Periklanan
dinilai dari segi pandang tata letak /penempatan :
Iklan : U MILD , lokasi : pasar
kembang
pada ikln U-MILD ini, memiliki
tempat yang strategis pada pemasangan balehonya. untuk perizinan pemasangan
tentunya sudah ada.
iklan rokok ini sudah termasuk
beretika, iklan rokok memiliki peraturan yang tidak boleh diperlihatkan batang
rokoknya. dan pada iklan ini pun sama sekali tidak memperlihatkan batang rokok
dari iklan tersebut.
iklan : rokok djarum, lokasi : gang
keputih
Iklan ini bisa dilihat jelas dari
segi penempatan yang tidak sesuai etika, iklan ini tertempel pada tembok rumah
warga. sehingga terkesan mengotori rumah warga serta tidak enak dipandang mata.
dalam perizinannya pun sepertinya
tidak ada, karena selembaran ini bisa ditempel pada sembarang tempat. tapi
tidak melihat pada segi kebersihannya yang ada.
Contoh Etika Periklanan
dinilai dari segi pandang isi iklan :
pada iklan tersebut tidak berita
dalam periklanan karena terdapat sindiran keras yang sangat jelas, serta
penempatan iklan yang tidak baik kaena bersebelahan. iklan tidak diperbolehkan
dengan unsur penyindiran secara langsung maupun tidak langsung.
ULASAN :
Pertama, dari sudut pandang etika
periklanan (mengacu pada kitab Etika Pariwara Indonesia), jelas bahwa
pernyataan “termurah” (suatu bentuk pernyataan superlatif) yang tidak didukung
oleh fakta-fakta yang obyektif adalah tidak etis.
Kedua, dari sudut ilmu komunikasi
periklanan: iklan pada dasarnya (esensinya) adalah suatu janji. Janji antara
produsen/penyedia jasa dengan para konsumennya. Hasil polling ini jelas
menunjukkan bahwa isi iklan dari penyedia jasa telekomunikasi selular yang menjanjikan tarif termurah
ternyata tidak dipercaya oleh para konsumen mereka sendiri.
Masih dari sudut ilmu komunikasi,
saya pribadi sangat heran bahwa bila ternyata konsumen sudah tidak percaya lagi
dengan klaim-klaim sejenis itu, mengapa ya sampai dengan saat ini masih banyak
praktisi periklanan (yg mungkin juga anggota milist ini) masih sering
menggunakan klaim superlatif tanpa dukungan fakta yg obyektif? Kasus iklan
penyedia jasa telekomunikasi selular dalam polling ini hanyalah satu contoh
kecil. Masih banyak iklan dari kategori produk lainnya yang juga menggunakan
klaim sejenis.
Etika (untuk profesi atau bidang
apapun juga) disusun berdasarkan tata budaya yang ada disuatu bangsa. Etika
mengatur hal-hal yang dianggap normatif (diterima/dibenarkan) oleh kebanyakan
masyarakat di suatu negara. Ada etika yang bersifat global, ada pula etika yang
bersifat lokal. Dengan demikian seharusnya justru etika dipandang dengan sangat
positif sebagai suatu panduan untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak akan
diterima dengan baik oleh masyarakat (konsumen). Bukankah demikian pula tujuan
dari suatu pesan iklan? Sederhananya, bila untuk memproduksi iklan kita
harus memperhatikan “consumer insights“, maka etika adalah juga “consumer
insights” (dari sisi negatifnya, alias apa yang tidak disukai oleh
konsumen).
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dalam periklanan kita tidak dapat
lepas dari etika. Dimana di dalam iklan itu sendiri mencakup pokok-pokok
bahasan yang menyangkut reaksi kritis masyarakat Indonesia tentang iklan yang
dapat dipandang sebagai kasus etika periklanan. Iklan mempunyai unsur promosi,
merayu konsumen, iklan ingin mengiming-imingi calon pembeli. Karena itu bahasa
periklanan mempergunakan retorika sendiri. Masalah manipulasi yang utama
berkaitan dengan segi persuasive dari iklan (tapi tidak terlepas juga dari segi
informatifnya). Karena dimanipulasi, seseorang mengikuti motivasi yang tidak
berasal dari dirinya sendiri, tapi ditanamkan dalam dirinya dari luar.
5.2
Saran
Dalam
setiap bisnis diperlukan Etika Bisnis, Maka di dalam bisnis
periklanan perlulah adanya kontrol tepat yang dapat mengimbangi kerawanan
tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
http://dedewulan90.wordpress.com/2011/11/21/periklanan-dengan-menggunakan-etika-bisnis-grup/
http://id.wikipedia.org/wiki/Telkomsel
http://adityacrosmogear.blogspot.com/2013/10/artikel-kasus-pelanggaran-etika-bisnis.html
1 komentar:
Syukur Alhamdulillah di tahun ini Saya mendapatkan Rezeki yg berlimpah sebab sudah hampir 10 Tahun Saya bekerja di (HONGKONG) tdk pernah menikmati hasil jeripaya saya karna Hutang keluarga Sangatlah banyak namun Akhirnya, saya bisa terlepas dari masalah Hutang Baik di bank maupun sama Majikan saya di Tahun yg penuh berkah ini,
Dan sekarang saya bisa pulang ke Indonesia dgn membawakan Modal buat Keluarga supaya usaha kami bisa di lanjutkan lagi,dan tak lupa saya ucapkan Terimah kasih banyak kepada AKI DARMO karna Beliaulah yg tlah memberikan bantuan kepada kami melalui bantuan Nomor Togel jadi sayapun berhasil menang di pemasangan Nomor di HONGKONG dan menang banyak
Jadi,Bagi Teman yg ada di group ini yg mempunyai masalah silahkan minta bantuan Sama AKI DARMO dgn cara TLFN di Nomor ;082-310-142-255 percaya ataupun tdk itu tergantung sama anda Namun inilah kisa nyata saya
Posting Komentar