NPM : 18210516
Kelas : 3EA17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Informasi akuntansi yang tersaji
dalam laporan keuangan merupakan salah satu informasi utama yang dapat diakses
oleh investor, kreditur maupun pemegang saham untuk menilai kinerja manajer
dalam mengelola dana perusahaan. Manajer dapat saja melakukan praktik manajemen
laba (earnings management) untuk
tujuan tertentu. Healy (1985), Kaplan (1985), Mc Nichols and Nillson (1988),
dan Holthausen, Larcker, and Sloan (1995) menemukan bukti adanya tindakan
manajer dalam melakukan manajemen laba terutama yang terkait dengan transaksi accrual.
Praktik
manajemen laba ini juga ditemukan di sektor perbankan seperti robb (1998) yang
mendapatkan bukti adanya indikasi pengelolaan laba pada sektor perbankan.
Penelitian Bertrand (2000) menemukan bukti secara empiris bank di Swiss yang
sedikit kurang atau mendekati ketentuan batasan kecukupan modal cenderung untuk
meningkatkan rasio kecukupan modal (CAR) mereka agar memenuhi persyaratan.
Penelitian Betty and Petroni (2002) menemukan, dibandingkan private banks,
public banks cenderung memiliki insentif lebih besar untuk melaporkan adanya
kenaikan laba secara lebih konsisten. Penelitian Naciri (2002) mendapatkan
bukti empiris adanya indikasi pengelolaan laba pada sektor perbankan.
Beberapa
penelitian pada bank konvensional di Indonesia, juga menunjukkan adanya
indikasi praktik manajemen laba yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Seperti
penelitian yang dilakukan oleh Setiawati dan Na’im (2001) yang menemukan
bank-bank yang mengalami penurunan score tingkat
kesehatannya cenderung melakukan earnings
management. Susanto (2003) menemukan adanya indikasi praktik pengelolaan
laba (earnings management) yang
dilakukan oleh kelompok bank tidak sehat dan salah satu faktor dominan yang
mendorong bank melakukan pengelolaan laba tersebut adalah motif meningkatkan
kinerja bank. Endriani (2004) menemukan adanya indikasi earnings management pada bank dalam usaha memenuhi ketentuan
kecukupan CAR (Capital Adequancy Ratio)
yang ditetapkan oleh BI. Dan Arnawa(2006) juga menemukan adanya indikasi
praktik manajemen laba dengan cara meningkatkan laba pada perbankan nasional
pasca progam rekapitalisasi.
Bank
syariah salah satu bentuk operasional bank yang ada di Indonesia, dimana
seperti bank konvensional, bank syariah juga terikat dengan peraturan baik yang
ditetapkan oleh pemerintah maupun bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral di
Indonesia, dan ditambah dengan aturan syariah. Penilaian kinerja bank syariah
juga tidak jauh berbeda dengan bank konvensional.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah
dikemukakan di atas, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1). Apakah
terdapat indikasi praktik manajemen laba pada bank syariah?
2) Apakah
kinerja bank syariah dengan rasio CAMEL mempuyai pengaruh terhadap praktik
manajemen laba?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
1. Untuk melihat indikasi praktik
manajemen laba yang dipengaruhi oleh kinerja pada bank syariah.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan informasi kepada pengguna laporan keuangan untuk mengenai
apakah terdapat indikasi manajemen laba di bank syariah, sehingga pengguna
dapat lebih teliti dalam membaca laporan keuangan.
BAB II
TINJAUAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian pada bank
konvensional di Indonesia, menunjukkan adanya indikasi praktik manajemen laba (eanings management) seperti penellitian
yang dilakukan oleh Setiawati dan Na’im (2001), Susanto (2003) Endriani (2004)
dan Arnawa (2006). Juga menemukan adanya indikasi praktik manajemen laba dengan
cara meningkatkan laba pada perbankan nasional pasca program rekapitalisasi.
Bank syariah yang dalam operasionalnya memiliki fungsi yang lebih luas dari
bank konvensional seperti yang diuaraikan dalam pedoman akuntansi perbankan
syariah Indonesia (PAPSI) 2003 yaitu sebagai manajer investasi, investor,
penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, serta pengembangan fungsi
sosial.
Khan (1992), dalam Sofie (2005)
mengidentifikasikan tujuan laporan keuangan akuntansi syariah antara lain
adalah penentuan laba rugi yang tepat dan melaporkan dengan adaptable terhadap
perubahan. Syahatah (2001) membagi tujuan akuntansi keungan (laporan keuangan)
diantaranya membantu pengambilan keputusan yang lebih baik dan menentukan
besarnya penghasilan yang wajib di zakati. Penelitian Endriani (2004) ditemukan
bahwa bank melakukan earnings management
dalam upaya memenuhi ketentuan rasio kecukupan modal minimum (CAR) yang telah ditetapkan BI. Penelitian
Robb (1998) juga membuktikan secara empiris bahwa bank cenderung melakukan
praktik pengelolaan laba dengan cara meningkatkan laba, jika diperoleh laba
yang rendah dari yang diinginkan.
2.2 Tinjauan Teori
2.2.1 Pengertian Bank Syariah
Bank syariah adalah bank yang dalam
aktivitasnya, baik penghimpunan dana dan maupun dalam rangka penyaluran dananya
memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah yaitu jual beli
dan bagi hasil. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, bank syariah tidak
menggunakan sistem bunga dalam menentukan imbalan atas dana yang digunakan atau
dititipkan oleh suatu pihak. Penentuan imbalan terhadap dana yang dipinjamkan
maupun dana yang disimpan di bank didasarkan pada prinsip bagi hasil sesuai
dengan hukum islam.
2.2.2 Jenis-Jenis Bank
Umum Syariah
1. Bank Muamalat Indonesia (BMI)
2. Bank Syariah Mandiri (BSM)
3. Bank Syariah Indonesia
2.2.3 Jenis-Jenis Unit Usaha Syariah
1. Bank
IFI Syariah
2. Bank
Danamon Syariah
3. BRI
Syariah
4. Bank
Niaga Syariah
5. Bank
Permata Syariah
6. BNI
Syariah
7. BII
Syariah
8. Bank
Riau Syariah
9. Bank
Jabar Syariah
10. BPD
Sumut Syariah
11. BPD
DKI Syariah
12. BPD
Lombok NTB
13. BPD
Aceh Syariah
14. BPD
Kalsel Syariah
15. HSBC
Syariah
16. BTN
Syariah
Karena
penilaian kinerja bank syariah umumnya tidah jauh berbeda dengan bank
konvensional, maka diduga penilaian kinerja bank syariah dengan rasio CAMEL
juga mempunyai pengaruh terhadap praktik manajemen laba. Rasio CAMEL dan
proksinya yang digunakan dalam penelitian ini merujuk kepada penelitian Nasser
(2003), yang sebelumnya juga sudah digunakan oleh Payamta dan Machfoedz (1999)
serta Nasser dan Aryati (2002).
Rasio
C (Capital) pada rasio CAMEL dalam
penelitian ini, diproduksi dengan nilai rasio CAR (Capital Adequacy Ratio). Earnings
management dilakukan oleh bank semakin intensif dengan arah yang terbalik
dengan tingkat CAR, dimana bank yang memiliki nilai CAR lebih rendah dari
ketentuan minimum BI cenderung lebih intensif (tinggi) melakukan praktik earnings management dan sebaliknya.
Rasio
A (Assets quality) pada rasio CAMEL, dimana kualitas asset ini dapat dilihat dari
kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba. Sehingga rasio ini diproksi
dengan nilai rasio RORA (Return On Risked
Assets) yang diperoleh dari perbandingan laba sebelum pajak dengan aktiva
produktif. Rasio RORA ini merupakan salah satu rasio yang menunjukan
profitabilitas bank. Secara teori diketahui bahwa perusahaan yang memiliki
profitabilitas yang rendah lebih termotivasi untuk melakukan earnings management. Penelitian Robb
(1998) juga membuktikan secara empiris bahwa bank cenderung melakukan praktik
pengelolaan laba dengan cara meningkatkan laba, jika diperoleh laba yang rendah
dari yang diinginkan.
Sedangkan
rasio M (management) pada rasio
CAMEL, diproksi dengan nilai rasio ROA (Return
ON Assets). Penelitian Arnawa (2006) menggunakan rasio Return On Assets (ROA) sebagai salah satu proksi untuk menilai
kinerja bank. Dimana nilai rasio ROA yang rendah juga diduga akan lebih
memotivasi bank untuk melakukan manajemen laba dengan cara meningkatkan laba.
Rasio
E (earning) pada rasio CAMEL,
diproksi dengan nilai rasio NPM (Net
Profit Margin) yang diperoleh dari perbandingan laba operasi dengan pendapatan.
Sama halnya dengan rasio RORA sebelumnya, rasio NPM juga menunjukan kemampuan
bank menghasilkan laba dari aktifitas operasionalnya. Dimana laba operasi yang
digunakan dalam rasio NPM ini jika ditambah dengan laba (rugi) bersih non
operasional akan diperoleh nilai laba sebelum pajak yang digunakan dalam rasio
RORA dan jika laba sebelum pajak ini dikurangi dengan perkiraan beban pajak
penghasilan akan diperoleh nilai laba bersih yang digunakan dalam rasio ROA.
Kerena itu rasio NPM ini diasumsikan juga akan bersifat sama dengan rasio RORA
dan ROA sebelumnya.
Rasio
L (liquidity) pada rasio CAMEL,
diproksi dengan nilai rasio LDR (Loan to
Deposit Ratio). Semakin rendah nilai LDR yang juga menunjukkan rendahnya
penghasilan bank akan memotivasi bank untuk melakukan manejemen laba dengan
cara meningkatkan laba.
2.2
Hipotesis
Berdasarkan
penelitian terdahulu dan tinjauan teori, maka hipotesis dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
H1 : Terdapat indikasi praktik manajemen laba bank syariah
H2a : Rasio CAR berpengaruh negativ terhadap praktik manajemen laba.
H2b : Rasio RORA berpengaruh negatif terhadap praktik manajemen laba.
H2c : Rasio ROA berpengaruh negatif terhadap praktik manajemen laba
H2d : rasio NPM berpengaruh negatif terhadap praktik manajemen laba.
H2e : Rasio LDR berpengaruh negatif terhadap prakatik manajemen laba.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian
3.1.1 jenis penelitian
Untuk menguji indikasi praktik
manajemen laba pada hipotesis 1 (H1) di atas digunakan uji beda, yaitu apakah
rata-rata nilai AD pada bank syariah ≠ 0.
Hipotesi 2 diuji dengan menggunakan
regresi berganda dengan model sebagai berikut:
ADit = α +
βɪCARit + β2 RORAit + β3 NPMit + β4 ROAit + β5 LDRit + β6 BUSit + ε
Dengan
ekspektasi : β1 ˂ 0, β2 ˂ 0, βɜ ˂ 0, β4 ˂ 0 dan β5 ˂ 0
Dimana :
ADit =
Akrual Diskresioner (akrual abnormal) bank syariah I pada tahun t
CARit =
nilai rasio CAR (Capital Adequqcy Ratio)
bank syariah I pada tahun t
RORAit =
nilai rasio RORA (return on Risked Assets)
bank syariah I pada tahun t
NPMit =
nilai rasio NPM (Net Profit Margin)
bank syariah I pada tahun t
ROAit =
nilai ROA (Return On Assets) bank
syariah I pada tahun t
LDRit =
nilai rasio LDR (Loan to Deposit Ratio)
bank syariah I pada tahun t
BUSit =
nilai Dummy bank syariah i pada tahun t, dimana 1 = BUS dan 0 =UUS
Pada model regresi di atas juga
dimasukan variabel kontrol BUS yang maksudkan untuk mengontrol kemungkinan
adanya perbedaan akrual diskresioner antara bank syariah yang berbentuk BUS
dengan ekspktasi β6 ≠ 0.
3.1.2
Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan pada perbankan
syariah di Indonesia dengan pengambilan data pada laporan keuangan publikasi
tahunan bank syariah yang dapat diperoleh dari media massa yang memuat
publikasi tersebut ataupun dari Direktori Perbankan Indonesia yang diterbitkan
oleh BI serta dari website BI : www.bi.go.id.
3.1.3 Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Mei tahun 2007
hingga selesai.
3.2 populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Menurut Indriantoro dan Supomo
(1999:115) “Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang
mempunyai karakteristik tertentu”. Anggota dari populasi tersebut sebagai
elemen populasi (population element).
Dalam
penelitian ini populasi yang diteliti adalah semua perbankan syariah di Indonesia,
yang berdasarkan data BI bulan Mei tahun 2007.
3.2.2 Sampel
Sampel kami terdiri dari 21 bank syariah,
terdiri dari bank syariah (Bank
Umum Syariah / BUS)
dan 18 unit
syariah busines (unit Usaha Syariah
/ UUS) pada tahun
2004-2006.
3.3 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah “penentu
constuct sehingga menjadi variabel
yang dapat diukur, definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang
digunakan oleh peneliti dalam mengoperasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk
melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara
pengukuran construct yang lebih baik” (Indriantoro dan Supomo, 2002:69).
Variabel-variabel dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1.
Bank Syariah
Bank syariah adalah bank yang dalam aktivitasnya, baik
penghimpunan dana dan maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan
mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi hasil.
2.
Akrual Diskresioner
Penghitungan total akrual sama dengan yang dilakukan
Healy (1985) dan Jones (1991) yang telah disesuaikan dengan karateristik
perbankan, dengan rumus:
TAit = (∆PMADit +
∆BDDit + ∆UMPit - ∆BYDit - ∆UPit - PBAit
– Depit)/(Ait- 1)
Dimana: TAit = total
akrual bank syariah i pada tahun t, ∆PMADit = selisih pendapatan masih akan
diterima bank syariah I pada tahun t dengan t-1, ∆BDDit = selisih beban dibayar
dimuka bank syariah I pada tahun t dengan t-1, ∆UMPit = selisih uang pajak bank
syariah I pada tahun t dengan t-1, ∆BYDit selisih beban yang harus dibayar bank
syariah I pada tahun t dengan t-1, ∆UPit = selisih utang pajak bank syariah I
pada tahun t dengan t-1, PBAit = beban penyisihan aktiva produktif bank syariah
I pada tahun t, Debit = beban depresiasi bank syariah I pada tahun t, Ait- 1 = total
aktiva bank syariah I pada tahun t-1.
Kemudian, dilakukan estimasi dengan menggunakan model :
TAit/ Ait-1 = aɪ
(1/ Ait-1) + bɪ
(∆POit/ Ait-1) + b2(PPEit/ Ait-1) + ɛᵢt
Dimana: TAit = total
akrual bank syariah i pada tahun t, Ait-1 = total aktiva bank syariah i pada
tahun t, ∆POit = selisih pendapatan operasional syariah i pada tahun t dengan
t-1, PPEit = property, plant, and
equipment (aktiva tetap) bank syariah i pada tahun t, perkiraan error (ɛᵢt) dalam
persamaan di atas menunjukkan akrual diskresioner (discretionary).
3.
Rasio CAMEL
Capital diukur dengan CAR = ekuitas/total aktiva; Asset Quality diukur dengan RORA = laba
sebelum pajak/aktiva produktif, dimana aktiva produktif adalah semua aktiva
baik dalam rupiah maupun valuta asing yang dimiliki bank syariah dengan maksud
untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya; management diukur dengan RORA = laba bersih/total aktiva; Earnings diukur dengan NPM = laba
operasi/pendapatan; dan Liquidity diukur
dengan LDR = jumlah kredit yang diberikan/jumlah dana pihak ketiga.
3.4
Sumber dan Metode Pengumpulan Data
3.4.1
Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data dengan Model regresi yang menggunakan metode
estimasi Ordinary Least Squares (OLS)
akan memberikan hasil yang Best, Linear,
Unbiased dan Estimator (BLUE)
jika memenuhi semua asumsi klasik. Pengujian hipotesis 1 (H1) dilakukan dengan
uji beda.
3.4.2 Metode Pengumpulan Data
Data yang akan diolah dalam
penelitian ini diambil dari laporan keuangan publikasi tahunan bank syariah.
3.5 Metode
Analisis Data
Tenik dalam penelitian ini adalah
analisis diskriminan. Dalam hal ini untuk menginvestigasi praktik manajemen
laba di bank syariah.
DAFTAR PUSTAKA
Arnawa, I Gede
(2006). “ Analisa Indikasi Manajemen Laba melelui Discretionary Allowance for Loan Loses pada
Perbankan Pasca Rekapitalisasi”. Karya Akhir Program
Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Bertrand, Rima,
Swiss National Bank (2000). “ Capital Requirement and Bank Behaviour : Emperical Evidence for Switzerland”.
Working Paper.
Betty, Anne. L
and Petroni, Kathy. R (2002). “ Earnings Management to Avoid Earnings Declines Across Publicy and Private
held Bank”, The Accounting Review, Vol 77.
Endriani, D
(2004). “ Indikasi Praktek Earnings Management oleh Bank-Bank di Indonesia Dalam Memenuhi Ketentuan Rasio
Kecukupan Modal”. Karya Akhir Program Magister
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Healy, P.M.
(1985). “ The Effect of Bonus Schemes on Accounting Decision”. Journal of Accounting and Economic 7: 85-107.
Jones, J.J.
(1991). “ Earnings Management During Import relief investigation”. Journal of Accounting Research ( Autumn) : 193-228.
McNicholas, M.
and M.D. Neimark (1988). “ Evidence of Earnings Management from the Provision for Bad Debts” , Journals
of Accounting Research ( Supplement 1988), pp
33-57.
Naciri, Ahmed
(2002). “ Earnings Management from Bank Provisions for Loans losses”. Working Paper, January.
Nasser, Etty M.
(2003). “ Perbandingan Kinerja Bank Pemerintah dan Bank Swasta dengan rasio CAMEL serta Pengaruhnya terhadap
harga Saham”, Media Riset Akuntansi, Auditing
dan Informasi, Vol 3 No 3 Desember 2003 : 217 – 136.
Robb, Sean, W.G.
(1998). “ The Effects of Analysts’ Forecase on Earnings Management in Financial Institutions”. Journal of
Financial Research (Fall).
Setiawati, Lilis
dan Naim Ainun (2001). “ Bank Health Evaluation By Bank Indonesia and Earnings Management in Banking
Industry”. Gadjah Mada International Journal of Bussiness, May 2001, Vol 3 no 2 : 159-176.
Sofie (2005). “
Merumuskan Tujuan Laporan Keuangan Bank Syariah : Sebuah Studi Eksplorasi”. Media Riset Akuntansi,
Auditing dan Informasi, Vol 5 No 1 April 2005
: 25-39.
Susanto, Agus
(2003). “ Indikasi Praktek Pengelolaan Laba dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya ( studi Empiris pada
Sektor Perbankan Sebelum Krisis Perbankan
Nasional )”, Karya Akhi Program
Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Sumber : http://erick-kesepian.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar