Tugas 3 Bahasa Indonesia 2 (Ilmiah & Non-Ilmiah)
Nama : William Andreas
NPM : 18210516
Kelas : 3EA17
A. Karya Ilmiah
1. Pengertian
Ada beberapa pengertian dari karya ilmiah, yakni :
a. Menurut Brotowidjoyo karangan ilmiah adalah karangan ilmu
pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi
penulisan yang baik dan benar. Karya ilmiah dapat juga berarti tulisan
yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang
tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan
yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya/keilmiahannya (Susilo, M. Eko, 1995:11).
b. Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha
memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang
penulis atau peneliti. Untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan
sistematis kepada para pembaca.
c. Karya ilmiah adalah tulisan yang berisi argumentasi
penalaran keilmuan yang dikomunikasikan lewat bahasa tulis yang formal
dengan sistematis-metodis dan menyajikan fakta umum serta ditulis
menurut metodologi penulisan yang benar. Karya ilmiah ditulis dengan
bahasa yang konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya teknis dan dan
didukung fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya
d. Karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas
suatu permasalahan. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyelidikan,
pengamatan, pengumpulan data yang diperoleh melalui suatu penelitian.
Karya tulis ilmiah melalui penelitian ini menggunakan metode ilmiah yang
sistematis untuk memperoleh jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan
yang diteliti. Untuk memperjelas jawaban ilmiah berdasarkan penelitian,
penulisan karya tulis ilmiah hanya dapat dilakukan sesudah timbul suatu
masalah, yang kemudian dibahas melalui penelitian dan kesimpulan dari
penelitian tersebut.
Dari berbagai macam pengertian karya ilmiah di atas dapat
disimpulkan, bahwa yang dimaksud karya ilmiah dalam makalah ini adalah,
suatu
karangan yang berdasarkan penelitian yang ditulis secara sistematis,
berdasarkan fakta di lapangan, dan dengan menggunakan pendekatan metode
ilmiah.
2. Ciri Karya Ilmiah
Tidak semua karya yang ditulis secara sistematis dan berdasarkan
fakta di lapangan adalah sebuah karya ilmiah sebab karya ilmiah
mempunyai ciri-ciri seperti berikut ini:
1. Objektif.
Keobjektifan ini menampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan
berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga setiap
pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang
bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek
(memverifikasi) kebenaran dan keabsahannya.
2. Netral.
Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian
bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi
maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat
mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.
3. Sistematis.
Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila
mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi,
kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demikian, pembaca akan bisa
mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.
4. Logis.
Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola
nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta
atau data digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud
membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.
5. Menyajikan fakta (bukan emosi atau perasaan).
Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus
faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau
ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye,
perasaan sedih seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang
mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar)
hendaknya dihindarkan.
6. Tidak Pleonastis
Maksudnya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan alias hemat
kata-katanya atau tidak berbelit-belit (langsung tepat menuju sasaran).
7. Bahasa yang digunakan adalah ragam formal.
3. Syarat Karya Ilmiah
Berikut ini adalah syarat-syarat karya ilmiah :
- Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran.
- Keindahan karya tulis ilmiah terletak pada bangun pikir dengan unsur-unsur yang menyangganya.
- Alur pikir dituangkan dalam sistematika dan notasi.
- Karya tulis ilmiah terdiri dari unsur-unsur: kata, angka, tabel, dan gambar, yang tersusun mendukung alur pikir yang teratur.
- Karya tulis ilmiah harus mampu mengekspresikan asas-asas yang
terkandungdalam hakikat ilmu dengan mengindahkan kaidah-kaidah
kebahasaan.
- Karya tulis ilmiah terdiri dari serangkaian narasi (penceritaan),
eksposisi (paparan), deskripsi (lukisan) dan argumentasi (alasan).
4. Jenis Karya Ilmiah
Pada prinsipnya semua karya ilmiah yaitu hasil dari suatu kegiatan
ilmiah. Dalam hal ini yang membedakan hanyalah materi, susunan , tujuan
serta panjang pendeknya karya tulis ilmiah tersebut,. Secara garis
besar, karya ilmiah di klasifikasikan menjadi dua, yaitu
karya ilmiah pendidikan dan
karya ilmiah penelitian.
1. Karya Ilmiah Pendidikan
Karya ilmiah pendidikan digunakan tugas untuk meresume pelajaran,
serta sebagai persyaratan mencapai suatu gelar pendidikan. Karya ilmiah
pendidikan terdiri dari:
a. Paper (Karya Tulis).
Paper atau lebih populer dengan sebutan karya tulis, adalah karya
ilmiah berisi ringkasan atau resume dari suatu mata kuliah tertentu atau
ringkasan dari suatu ceramah yang diberikan oleh dosen kepada
mahasiswanya.
Tujuan pembuatan paper ini adalah melatih mahasiswa untuk mengambil
intisari dari mata kuliah atau ceramah yang diajarkan oleh dosen,
penulisan paper ini agak di perdalam dengan beberapa sebab antara lain,
Bab I Pendahuluan , Bab II Pemaparan Data, Bab III Pembahasan atau
Analisisdan Bab IV Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
b. Pra Skripsi
Pra Skripsi adalah karya tulis ilmiah pendidikan yang digunakan
sebagai persyaratan mendapatka gelar sarjana muda. Karya ilmiah ini
disyaratkan bagi mahasiswa pada jenja0ng akademik atau setingkat diploma
3 ( D-3).
Format tulisannya terdiri dari Bab I Pendahuluan (latar belakang
pemikiran, permasalahan, tujuan penelitian atau manfaat penelitian dan
metode penelitian). Bab II gambaran umum (menceritakan keadaan di lokasi
penelitian yang dikaitkan dengan permasalahan penelitian), Bab III
deskripsi data (memaparkan data yang diperoleh dari lokasi penelitian).
Bab IV analisis (pembahasan data untuk menjawab masalah penelitian). Bab
V penutup (kesimpulan penelitian dan saran)
c. Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis
berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung
oleh data dan fakta- fakta empiris-objektif baik berdasarkan peneliian
langsung (observasi lapangan ) maupun penelitian tidak langsung (study
kepustakaan)skripsi ditulis sebagai syarat mendapatkan gelar sarjana S1.
Pembahasan dalam skripsi harus dilakukan mengikuti alur pemikiran
ilmiah yaitu logis dan emperis.
d. Thesis
Thesis adalah suatu karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dari
pada skripsi, thesis merupakan syarat untuk mendapatkan gelar magister
(S-2).
Penulisan thesis bertujuan mensinthesikan ilmu yng diperoleh dari
perguruan tinggi guna mempeluas khazanah ilmu yang telah didapatkan dari
bangku kuliah master, khazanah ini terutama berupa temuan-temuan baru
dari hasil suatu penelitian secara mendalam tentang suatu hal
yangmenjadi tema thesis tersebut.
e. Disertasi
Disertasi adalah suatu karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu
dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta
akurat dengan analisis terinci. Dalil yang dikemukakan biasanya
dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan-sanggahan senat guru besar
atau penguji pada sutu perguruan tinggi, desertasi berisi tentang hasil
penemuan-penemuan penulis dengan menggunakan penelitian yang lebih
mendalam terhadap suatu hal yang dijadikan tema dari desertasi tersebut,
penemuan tersebut bersifat orisinil dari penulis sendiri, penulis
desertasi berhak menyandang gelar Doktor.
2. Karya ilmiah Penelitian.
A, Makalah seminar.
1. Naskah Seminar
Naskah Seminar adalah karya ilmiah tang barisi uraian dari topik yang
membahas suatu permasalahan yang akan disampaikan dalam forum seminar.
Naskah ini bisa berdasarkan hasil penelitian pemikiran murni dari
penulisan dalam membahas atau memecahkan permasalahan yang dijadikan
topik atau dibicarakan dalam seminar.
2. Naskah Bersambung
Naskah Bersambung sebatas masih berdasarkan ciri-ciri karya ilmiah,
bisa disebut karya tulis ilmiah. Bentuk tulisan bersambung ini juga
mempunyai judul atau title dengan pokok bahasan (topik) yang sama, hanya
penyajiannya saja yang dilakukan secara bersambung, atau bisa juga pada
saat pengumpulan data penelitian dalam waktu yang berbeda.
B. Laporan hasil penelitian
Laporan adalah bagian dari bentuk karya tulis ilmiah yang cara
penulisannya dilakukan secara relatif singkat. Laporan ini bisa
dikelompokkan sebagai karya tulis ilmiah karena berisikan hasil dari
suatu kegiatan penelitian meskipun masih dalam tahap awal.
C. Jurnal penelitian
Jurnal penelitian adalah buku yang terdiri karya ilmiah terdiri dari
asal penilitian dan resensi buku. Penelitian jurnal ini harus teratur
continue dan mendapatkan nomor dari perpustakaan nasional berupa ISSN
(international standard serial number).
B. Karya Tulis Non-ilmiah
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi
tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat
subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya
bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah :
- ditulis berdasarkan fakta pribadi,
- fakta yang disimpulkan subyektif,
- gaya bahasa konotatif dan populer,
- tidak memuat hipotesis,
- penyajian dibarengi dengan sejarah,
- bersifat imajinatif,
- situasi didramatisir,
- bersifat persuasif.
- tanpa dukungan bukti
Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah adalah dongeng, cerpen, novel, drama, dan roman.
Contoh Karangan non-ilmiah
Batu Golog
Pada jaman dahulu di daerah Padamara dekat Sungai Sawing di
Nusa Tenggara Barat hiduplah sebuah keluarga miskin. Sang istri bernama Inaq
Lembain dan sang suami bernama Amaq Lembain
Mata pencaharian mereka adalah buruh tani. Setiap hari
mereka berjalan kedesa desa menawarkan tenaganya untuk menumbuk padi.
Kalau Inaq Lembain menumbuk padi maka kedua anaknya
menyertai pula. Pada suatu hari, ia sedang asyik menumbuk padi. Kedua anaknya
ditaruhnya diatas sebuah batu ceper didekat tempat ia bekerja.
Anehnya, ketika Inaq mulai menumbuk, batu tempat mereka
duduk makin lama makin menaik. Merasa seperti diangkat, maka anaknya yang
sulung mulai memanggil ibunya: “Ibu batu ini makin tinggi.” Namun sayangnya
Inaq Lembain sedang sibuk bekerja. Dijawabnya, “Anakku tunggulah sebentar, Ibu
baru saja menumbuk.”
Begitulah yang terjadi secara berulang-ulang. Batu ceper itu
makin lama makin meninggi hingga melebihi pohon kelapa. Kedua anak itu kemudian
berteriak sejadi-jadinya. Namun, Inaq Lembain tetap sibuk menumbuk dan menampi
beras. Suara anak-anak itu makin lama makin sayup. Akhirnya suara itu sudah
tidak terdengar lagi.
Batu Goloq itu makin lama makin tinggi. Hingga membawa kedua
anak itu mencapai awan. Mereka menangis sejadi-jadinya. Baru saat itu Inaq
Lembain tersadar, bahwa kedua anaknya sudah tidak ada. Mereka dibawa naik oleh
Batu Goloq.
Inaq Lembain menangis tersedu-sedu. Ia kemudian berdoa agar
dapat mengambil anaknya. Syahdan doa itu terjawab. Ia diberi kekuatan gaib.
dengan sabuknya ia akan dapat memenggal Batu Goloq itu. Ajaib, dengan
menebaskan sabuknya batu itu terpenggal menjadi tiga bagian. Bagian pertama
jatuh di suatu tempat yang kemudian diberi nama Desa Gembong olrh karena
menyebabkan tanah di sana bergetar. Bagian ke dua jatuh di tempat yang diberi
nama Dasan Batu oleh karena ada orang yang menyaksikan jatuhnya penggalan batu
ini. Dan potongan terakhir jatuh di suatu tempat yang menimbulkan suara
gemuruh. Sehingga tempat itu diberi nama Montong Teker.
Sedangkan kedua anak itu tidak jatuh ke bumi. Mereka telah
berubah menjadi dua ekor burung. Anak sulung berubah menjadi burung Kekuwo dan
adiknya berubah menjadi burung Kelik. Oleh karena keduanya berasal dari manusia
maka kedua burung itu tidak mampu mengerami telurnya.
C. Perbedaan Karya Ilmiah dengan Non-ilmiah
Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah
sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan
istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan
nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat
penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi
dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan
yang signifikan.
Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek.
Pertama, karya
ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual
objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan
objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan
atau empiri.
Kedua, karya ilmiah bersifat
metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan
metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan
terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan
strategi.
Ketiga, dalam pembahasannya, tulisan
ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis
dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan
inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan
pengklasifikasian.
Selain karya ilmiah dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas,
terdapat juga karangan yang berbentuk semi-ilmiah/ilmiah populer.
Sebagian ahli bahasa membedakan dengan tegas antara karangan semi-ilmiah
ini dengan karangan ilmiah dan nonilmiah. Finoza (2005:193) menyebutkan
bahwa karakteristik yang membedakan antara karangan semi-ilmiah,
ilmiah, dan nonilmiah adalah
pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi karangan.
Jika dalam karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus dalam di bidang
ilmu tertentu, dalam karangan semi-ilmiah bahasa yang terlalu teknis
tersebut sedapat mungkin dihindari. Dengan kata lain, karangan
semi-ilmiah lebih mengutamakan pemakaian istilah-istilah umum daripada
istilah-istilah khusus. Jika diperhatikan dari segi sistematika
penulisan, karangan ilmiah menaati kaidah konvensi penulisan dengan
kodifikasi secara ketat dan sistematis, sedangkan karangan semi-ilmiah
agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari segi bentuk, karangan
ilmiah memiliki pendahuluan (
preliminaris) yang tidak selalu terdapat pada karangan semi-ilmiah.
Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah, semi-ilmiah, dan nonilmiah
yang telah disebutkan di atas, yang tergolong dalam karangan ilmiah
adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong
karangan semi-ilmiah antara lain artikel,
feature, kritik,
esai, resensi; yang tergolong karangan nonilmiah adalah anekdot,
dongeng, hikayat, cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan naskah drama.
Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi
isinya tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis
berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya
bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer,
walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis. Karya nonilmiah bersifat
(1) emotif: kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih
mencari keuntungan dan sedikit informasi, (2) persuasif: penilaian fakta
tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara
berfikir pembaca dan cukup informative, (3) deskriptif: pendapat
pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif, dan (4) jika kritik
adakalanya tanpa dukungan bukti.
Sumber :
http://fikarzone.wordpress.com/2011/02/15/karya-ilmiah-non-ilmiah/
http://www.seasite.niu.edu